BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam konteks rumah tangga Negara pendidikan
merupakan hak setiap warga Negara, maka di dalamnya mengandung makna bahwa
Negara berkewajiban memberikan layanan pendidikan kepada warganya. Karena itu
pengelolaan sistem
pembangunan pendidikan harus harus didesain dan dilaksanakan secara bermutu,
efektif, dan efisien. Pelayanan pendidikan harus berorientasi pada upaya
peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat.
Dewasa ini, persaingan antar sekolah semakin interaktif. Pemasaran untuk
lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Sekolah sebagai lembaga penyedia jasa
pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan (peserta didik) karena pendidikan merupakan proses yang saling
mempengaruhi dan berkelanjutan. Dalam bidang pendidikan, kegiatan pemasaran dapat
meliputi perencanaan produk pendidikan, penentuan harga (dalam hal ini besarnya
biaya pendidikan), dan mempromosikan produk pendidikan yang ditawarkan oleh
lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Oleh karena itu, dalam upaya
peningkatan pelayanan pendidikan sangat diperlukan pemasaran jasa pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pendidikan di era persaingan global?
2.
Bagaimana
konsep dasar, sasaran, komponen, teknik pemasaran pendidikan?
3.
Bagaimana
penerapan dan strategi pemasaran pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
dan memahami pendidikan di era persaingan global.
2.
Memahami
konsep dasar sasaran, komponen,
teknik pemasaran pendidikan.
3.
Memahami penerapan dan strategi pemasaran pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan di Era Persaingan Global
Globalisasi
merupakan driver forces pada semua
aspek kehidupan. Dampaknya turut menciptakan persaingan yang semakin tinggi
pada semua aspek kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan pendidikan, dimana
pengelolaannya tidak dapat dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan
kemampuan khusus sehingga output
pendidikan sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan baik nasional maupun internasional.
Pengelolaan
pendidikan menjadi sangat penting, dimana pertumbuhan dan perkembangan lembaga
dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam melakukan scaning lingkungan eksternal, kompetitor lembaga lain,
memperhitungkan kompetensi internal, harus dapat menciptakan strategi yang
mencukupi untuk memenangkan persaingan tanpa meninggalkan esensi dari
pendidikan itu sendiri.
Fokus dari
manajemen pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai pendidikan diubah
menjadi pelanggan pendidikan (customer
pendidikan), dimana pelanggan pendidikan
akan memberikan loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga
lain. Hal itu akan meciptakan (1) Makes
reguler repeat purchases yaitu pelanggan yang selalu membeli atau memakai
secara teratur program yang diluncurkan oleh lembaga, misalnya mahasiswa
menyelesaikan studi sampai akhir tetap pada jurusan yang sama, (2) Purchases across product and service lines,
pelanggan membeli diluar produk atau jasa, misalnya ketika UPI mengeluarkan
program lain yaitu pilihan bahasa inggris maka banyak mahasiswa jurusan lain
yang mengikuti pelatihan tersebut, (3) Refers
other yaitu merekomendasikan kepada keluarga, teman ataupun masyarakat
setiap program layanan pendidikan baik merekomendasikan jurusan yang diambil
maupun layanan lainnya (training,
seminar, loka karya dan sebagainya). (4) Demonstrates an immunity to the full of the
competition yaitu menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari
pesaing, misalnya selain UPI banyak lembaga lain yang menawarkan pendidikan
serupa yaitu untuk calon guru, akan tetapi sebanyak dan semenarik apapun yang
dilakukan oleh lembaga lain, mahasiswa UPI tetap teguh memilih UPI sebagai
lembaga layanan pendidikannya.
Customer
seperti di atas yang akan dicari oleh setiap lembaga pendidikan, hal itu bisa
dilakukan melalui setrategi pemasaran pendidikan, strategi ini diadopsi dari
dunia bisnis, dimana penerapannya disesuaikan dengan nilai filosofi dari pendidikan itu sendiri sebagai lembaga non
profit.
Undang
Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa salah satu tujuan negara
Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu warga Negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan jender
berhak memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu.
Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, baik pada
jalur formal maupun nonformal telah ditempuh pemerintah. Hal ini terbukti lahir
program-program peningkatan mutu melalui program sekolah Berstandar Nasional,
Sekolah Satu Atap dan masih banyak program-program peningkatan mutu yang lain.
Program-program peningkatan mutu yang telah ditempuh ternyata masih banyak
ketertinggalan yang harus dikejar untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan
iptek.
Namun demikian,
apalah artinya tingginya adaptabilitas dan apresiasi terhadap pembaharuan
pendidikan, jika tidak disertai dengan peningkatan kemampuan dalam mengelola
perubahan yang didukung oleh perangkat manajemen pemasaran yang memadai.
Tantangan berat yang berkaitan dengan sistem manajemen yang kompetitif, pada
pelaksanaannya akan ditentukan oleh kehandalan sistem manajemen pemasaran
pendidikan yang bersangkutan.
B. Konsep Dasar Pemasaran Jasa
Pendidikan
1.
Pasar, Pendidikan dan Sekolah (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2009)
Ada komponen kunci yang dapat dijadikan bahan
analisis untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar
merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen
dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran ialah
proses transaksional untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon
konsumen menjadi teransang untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan
mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan dalam proses perubahan
pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia agar menjadi manusia. Sekolah
merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan. Walaupun kebanyakan orang
sering mengidentikkan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan wahana
perubahan peradaban manusia. Manakala membicarakan sistem persekolahan,
sehingga untuk membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup
dengan hanya membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma
pendidikan yang begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada sistem
persekolahan.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan
yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata.
Untuk mengenal lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka kita harus mengenal
terlebih dahulu pengertian dan karakteristik
jasa dan konsep pemasaran sehingga penerapan konsep pemasaran pendidikan
ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu
sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah
pendidikan yang: (1) ada produk sebagai komoditas, (2) produknya memiliki
standar, (3) punya pangsa/ sasaran yang jelas, (4) punya jaringan dan media,
dan (5) tenaga pemasar.
2.
Pengertian dan Karakteristik Jasa Pendidikan
Kotler (2003:428), seorang ahli pemasaran
mengemukakan pengertian jasa adalah “a
service is any act or performance that one party can offer to another that is
essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its
production may or may not be tied to a physical product”, dengan demikian
jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak lainnya yang
secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan.
Selanjutnya Stanton (2002: 537)
memberikan definisi
jasa adalah service are identifiable,
intangible activities that are the main object of a transaction designed to
provide want-satisfaction to customers. Yang berarti bahwa jasa diidentifikasi sebagai kegiatan tidak berwujud yang merupakan obyek utama dari transaksi
yang dirancang untuk menyediakan keinginan atau kepuasan kepada
pelanggan.
Dari kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan
sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang
diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana
proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna
jasa yang mempunyai sifat yang tidak mengakibatkan peralihan hak atau
kepemilikan.
Bateson
mengemukakan 8 karakteristik jasa yaitu: (1) jasa tidak dapat disimpan dan
dikonsumsi pada saat dihasilkan, (2) jasa tergantung pada waktu, (3) jasa
bergantung pada tempat, (4) konsumen merupakan bagian integral dari proses
produksi jasa, (5) setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen
mempunyai andil dalam memberikan peranan, (6) perubahan pada konsep
kemanfaatan, (7) karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi
jasa, (8) kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena
produksi jasa terjadi secara real time.
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Lebih bersifat tidak berwujud dari pada
berwujud (more intangible than tangible).
b.
Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and consumption).
c.
Kurang memiliki standar dan keseragaman
(less standardized and uniform).
Dan seperti yang dikemukakan oleh Steinhoff “the raw material of services is people”,
bahan baku untuk menghasilkan jasa adalah orang, yang memiliki ciri khas
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini mendasari bahwa pelayanan jasa
pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda.
Dengan melihat karakteristik tersebut, jasa
pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat
dipengaruhi oleh siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu
menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana proses tersebut terlaksana. Siapa, menunjukkan tenaga
pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi kualitas dari penyampai
pendidikan maka akan semakin tinggi pula kualitas proses pendidikan tersebut.
Dimana, merupakan lokasi jasa pendidikan tersebut disampaikan, tentu saja hal
ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah lingkungan yang kondusif
akan mempengaruhi tingginya kualitas proses pendidikan. Kapan, menunjukkan
waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan sehingga proses tersebut
berkualitas.
3.
Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan
Beberapa ahli memberikan pengertian
mengenai pemasaran jasa pendidikan, diantaranya adalah: Davies dan Ellison
(1997) dalam Maisyaroh (2004) mengemukakan pemasaran dalam bidang pendidikan
sebagai aktivitas sekolah untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan tujuannya,
nilai dan produk sekolah kepada siswa, orang tua, staf dan masyarakat luas. Begitu
pula, Kotler (2004: 8)
mengemukakan bahwa pemasaran jasa pendidikan merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu
atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
lembaga pendidikan melalui penciptaan penawaran dengan pihak lain. Khususnya
dalam marketing pendidikan John R. Silber (Buchari, 2005: 53) menyatakan bahwa “in another sense, marketing ethics deal
with avoiding the dubiously legitimized dishonesties of some commercial
advertising and we should hope that institutions are supplied with the
qualities of intellect and characters as well.” Dengan kata lain bahwa
etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan
intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan
sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh
kedepan, membina kehidupan warga Negara, serta generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
Dalam membangun lembaga pendidikan,
Brubacher menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistemologis,
dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya,
memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat, dimana tujuan
pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan,
tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan politik adalah
memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa karena masyarakat
kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan, industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja,
bahan baku dan sebagainya yang perlu untuk dipecahkan oleh tenaga ahli yang
dicetak oleh lembaga pendidikan, dimana lulusan yang bermutu diolah dan dihasilkan oleh tenaga pendidik yang bermutu.
4.
Kepuasan Pelanggan Pendidikan
Seperti telah dikemukakan di awal, bahwa penerapan marketing ini adalah untuk menciptakan
kepuasan bagi pelanggan pendidikan. Ketika berbicara tentang kepuasan maka kita
harus menyadari bahwa kepuasan antara satu orang dengan yang lainnya berbeda,
artinya kepuasan berurusan dengan beberapa hal.
Kata kepuasan berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat),
sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu memadai. Pendapat
yang dikemukakan oleh Kotler (2003:36)
bahwa satisfaction is person’s feeling of pleasure or disappointment
resulting from comparing a product’s expectation. Dari pengertian tersebut
di dapat sebuah kesimpulan:
S
= f (E,P)
S
: Satisfaction (kepuasan)
E
: Expectation (harapan)
P
: Product Perceived Performance (kinerja produk yang dirasakan)
Pembelian ulang serta mengajak temannya atas produk
dan jasa ini terjadi karena customer delivered value (nilai yang
diterima pelanggan) merupakan selisih total
customer value /
total
customer cost (jumlah segala pengorbanan yang
dikeluarkan seseorang). Dalam arti bahwa dia mengorbankan waktu, tenaga, uang
yang kemudian dibandingkan dengan nilai, manfaat hasil yang ia terima.
Pandangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kepuasan pelanggan dikemukakan berdasarkan: Contrast
theory yang berasumsi bahwa konsumen akan membandingkan kinerja produk aktual dengan ekspektasi para pembeli, dimana apabila kinerja aktual lebih besar atau sama dengan
ekspektasi, maka pelanggan akan puas dan sebaliknya apabila kinerja aktual lebih rendah dari ekspektasi maka
komsumen akan mengalami ketidakpuasan. Assimilation theory, menyatakan
bahwa evaluasi pembeli merupakan fungsi positif dari ekspektasi konsumen para
pembelian, karena proses diskonfirmasi secara psikologis tidak enak dilakukan ,
konsumen cenderung secara perseptual mendistorsi perbedaan antara ekspektasi
dan kinerjanya ke arah ekspektasi awal sehingga penyimpangan ekspektasinya
cenderung akan diterima oleh konsumen yang bersangkutan. Assimilation-contras
theory berpegang bahwa terjadinya efek asimilasi (assimilation effect) atau
efek contrak (contrast effect) merupakan fungsi dari tingkat kesenjangan
antara kinerja yang diharapkan dan kinerja aktual. Apabila kesenjangannya besar,
konsumen akan memperbesar gap tersebut; dengan kata lain rentang waktu yang
diterima (acceptable deviations) dilewati, maka kesenjangan antara
ekspektasi dan kinerja akan menjadi signifikan sehingga disitulah efek kontras
berlaku.
Ada
tiga tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara
emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspektasi menyangkut kapabilitas
kinerja masa depan pemasok jasa dan minat berperilaku untuk memilih lagi
penyedia jasa bersangkutan, tipe tersebut adalah (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2009):
·
Demanding customer satisfaction, merupakan
tipe kepuasan yang aktif, relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi positif,
terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan pengalaman positif dimasa lalu,
pelanggan dengan tipe kepuasan ini berharap bahwa penyedia jasa bakal mampu
memuaskan ekspektasi mereka yang semakin meningkat di masa depan, selain itu
mereka bersedia meneruskan relasi yang memuaskan dengan penyedia jasa sehingga
loyalitas akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam meningkatkan
kinerjanya seiring dengan tuntutan pelanggan.
·
Stable customer satisfaction yaitu
pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang demanding.
Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan trust
dalam relasi yang terbina saat ini, dimana mereka menginginkan segala
sesuatunya tetap sama.
Berdasarkan pengalaman positif yang telah terbentuk, mereka bersedia
melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.
·
Resigned customer satisfaction, pelanggan
pada tipe ini merasa puas namun bukan diakibatkan pemenuhan ekspektasinya. Namun lebih didasarkan pada kesan tidak
realistis, perilakunya cenderung pasif cenderung tidak bersedia melakukan
berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.
·
Stable customer dissatisfaction, pelanggan
tidak puas terhadap kinerja penyedia jasa namun cenderung tidak melakukan
apa-apa. Relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi negatif dan asumsi
ekspektasi mereka di masa datang tidak akan terpenuhi, dan tidak melihat adanya
peluang untuk perubahan dan perbaikan.
·
Demanding customer dissatisfaction bercirikan
tingkat aspirasi aktif dan perilaku demanding, pada tingkat emosi ketidakpuasan
menimbulkan protes dari oposisi, mereka aktif menuntut perbaikan.
Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan,
Kotler (2004:38)
mengemukakan beberapa cara diantaranya adalah :
1) Complaint
and Suggestion system (sistem keluhan dan saran),
informasi dari saran dan keluhan ini
akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dari pengembangan
perusahaan.
2) Customer
satisfaction surveys (survei kepuasan pelanggan), tingkat keluhan
konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan hal itu bisa melalui survei, pos, telpon, atau angket.
3) Ghost
shopping (pembeli bayangan), dengan mengirimkan orang untuk
melakukan pembelian di perusahaan orang lain maupun diperusahaan sendiri untuk
melihat secara jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya.
4) Lost
customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu
kontak yang dilakukan kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain
untuk dijadikan perbaikan kinerja dalam meningkatkan kepuasan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya
ketidakpuasan dari konsumen dikarenakan (1) tidak sesuai harapan dengan
kenyataan yang dialaminya, (2) ketidakpuasan dalam pelayanan selama proses
menikmati jasa, (3) perilaku personil kurang memuaskan, (4) suasana dan kondisi
fisik lingkungan tidak menunjang, (5) cost
terlalu tinggi, karena jarak, waktu dan harga terlaju tinggi, (6) promosi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Sebenamya ada beberapa cara untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan
ketidakpuasan diantaranya adalah penerapan Total Quality Management. Total
quality management (TQM) is an organization wide approach to continuously
improving the quality of all the organization’s processes, products and
services. Ini adalah suatu
pendekatan secara menyeluruh dalam meningkatkan kualitas produk, mulai dari
proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman, pelayanan yang terus menerus.
C.
Sasaran Pemasaran Jasa
Pendidikan (Benty, 2001: 12)
Khalayak sasaran dalam pemasaran atau promosi
sekolah adalah mereka yang dapat menjadi masukan suatu sekolah. Jadi apabila
hendak memasarkan TK, tentu harus kepada anak-anak usia pra sekolah, SD/MI
kepada lembaga informal/pra sekolah/ TK, SLTP kepada lulusan SD/MI dan
seterusnya. Menurut Davies & Ellison,
seluruh sasaran tersebut apabila dikelompokkan terpusat dalam sasaran pokok
(disebut “pasar” dalam dunia usaha) yaitu sasaran/ pasar internal dan eksternal . Yang dimaksud dengan sasaran internal
adalah para guru, siswa dan staf yang sedang bersekolah beserta orangtua/ wali mereka, sasaran internal ini sering
disebut warga sekolah. Sedang sasaran/pasar eksternal adalah masyarakat atau
komunitas yang lebih luas yang tertarik terhadap sekolah yang dipasarkan atau
dipromosikan.
Penggalakan pasar internal dan eksternal perlu
ditingkatkan. Awal kegiatannya dimulai dari terwujudnya kualitas input, proses
dan output lembaga pendidikan. Komponen input meliputi calon siswa, sarana,
prasarana, tenaga guru, pegawai yang memenuhi standar kualitas tersebut, bukan
ala kadarnya atau asal ada. Komponen proses meliputi proses penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran. Komponen output tampak pada lulusan sekolah. Output
yang berkualitas diindikasikan pada lulusan yang dapat menyesuaikan diri dan
diterima di masyarakat, diterima di lapangan kerja atau diterima di jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Kalau semua komponen input, proses dan output
berkualitas maak secara internal lembaga pendidikan sudah baik. Kalau lembaga
pendidikan baik maka masyarakat akan memandang positif terhadap keberadaan
lembaga pendidikan.
Selanjutnya, kalau keberadaan lembaga pendidikan
sudah baik maka perlu dilakukan peningkatan pengakuan segmen pasar eksternal
melalui pubikasi dan pemasaran lembaga pendidikan secara terncana, terstrukur,
dan ssitematis. Publikasi dan pemasaran yang baik akan membuka cakrawala
wawasan masyarakat terhadap eksistensi lemabag pendidikan. Harapannya
masyarakat semakin mau meningkatkan partisipasi dalam menunjang sukses
pelaksanaan pendidikan dan pemberdayaan lulusan lembaga pendidikan. Dengan
memperhatikan segmen pasar baik internal maupun eksternal maka semua komponen
baik di dalam maupun di luar sekolah dapat terjalin dengan baik dalam rangka
saling memenuhi kebutuhan baik lembaga pendidikan maupun masyarakat (Maisyaroh,
2004).
D. Komponen-Komponen dalam Pemasaran
Jasa Pendidikan (Maisyaroh, 2004)
Pemasaran lembaga pendidikan perlu dilakukan secara
sistematis. Kegagalan yang sering terjadi dalam proses pemasaran lembaga
pendidikan adalah kurang adanya perencanaan dan bahkan banyak lembaga
pendidikan yang langsung implementasi tanpa ada perencanaan yang mendahuluinya.
Pemasaran lembaga pendidikan yang tepat dilakukan melalui proses perencanaan
untuk menganalisis kebutuhan lembaga pendidikan dan analisis pasar,
implementasi pemasaran, dan evaluasi serta tindak lanjut pemasaran. Dalam hal
ini Davies dan Ellison (1997) mengemukakan 3 proses pemasaran yaitu: strategic intent, strategic market analysis,
marketing implementation.
Sumber:
(Davies dan Ellison, 1997) dalam Maisyaroh, 2004
1. Strategic Intent
Strategic Intent
adalah suatu proses mengikat dan memadukan semua komponen yang memfokus dan
mengarah pada tujuan, visi, dan misi sekolah. Ini berarti tujuan, visi, misi sekolah
hendaknya dijadikan sebagai fokus pemasaran sekolah.
2. Strategic Market Analysis
Strategic Market Analysis
adalah kegiatan yang berkenaan dengan penelitian pasar ke sejumlah area kunci,
yaitu lingkungan sekolah, competitor, klien, produk, dan layanannya. Apabila
analisis ini telah dilakukan, pengelola sekolah mengintegrasikan dan
mengintrepretasikan temuannya sebelum membuat keputusan tentang implementasi
strategi pemasaran.
a. Proses
Penelitian Pasar
Proses yang
perlu dilakukan dalam penelitian pasar meliputi 4 tahap, yaitu identifikasi
kebutuhan-kebutuhan informasi, perencanaan aktivitas penelitian pasar,
pengumpulan dan analisis informasi penelitian pasar, dan laporan hasil
penelitian pasar.
b. Analisis
Lingkungan
Lingkungan yang
perlu dianalisis meliputi lingkungan global, nasional, dan local.
1)
Lingkungan Global
Lingkungan global meliputi factor politik/legal,
factor ekonomi, factor sosio budaya, factor teknologi.
·
Faktor politik yang berpengaruh terhadap
sekolah yaitu:
Meningkatnya
tingkat kebermaknaan dari pihak konsumen.
Pengembangan
sentralisasi kurikulum dan kerangka acuan testing yang melengkapi pengukuran
output dan nilai tambah yang akhirnya dapat menambah informasi untuk pilihan
orang tua.
·
Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap
sekolah yaitu:
Relasi nilai
tambah perolehan pendidikan dengan sumber daya di sekolah yang meliputi
perbandingan nilai uang yang digunakan dan kekuatannya untuk meningkatkan nilai
tambah performansi dengan sumber daya yang sama.
Bertambahnya
variasi finansial antara sekolah negeri dan swasta.
·
Faktor sosio budaya
Suatu pengujian
ulang terhadap batas antara wilayah pendidikan yang berbeda, antara pendidikan
dan masyarakat yang berbeda.
·
Faktor teknologi
Perubahan
radikal dalam budaya belajar dan mengajar sebagai pengaruh teknologi baru dalam
belajar mengajar.
2)
Lingkungan Nasional
Lingkungan nasional juga hampir sama dengan
lingkungan global yang menganalisisnya dampak lingkungan terhadap sekolah.
Faktor politik/legal yang mempengaruhi sekolah dan pentingnya memprediksi
peranan sector publik dan provisi pendidikan. Faktor ekonomi menekankan
penghitungan dalam strategi analisis yang meliputi bidang pekerjaan dan
ekonomi, hakekat kerja dan industri, dan pengruh usia masyarakat pada
pengeluaran belanja Negara. Faktor sosio budaya, sekolah akan mengubah peran
wanita, menyusutnya dunia dalam kesempatan berkomunikasi dan untuk bepergian. Penambahan
multi kultural masyarakat, konsep belajar seumur hidup, penataan rumah dan
keluarga dalam belajar. Faktor pengembangan teknologi sangat penting untuk
mengumpulkan informasi, transfer informasi dua kontrol perlengkapan baik
masyarakat secara luas maupun secara khusus.
3)
Lingkungan Lokal
Lingkungan local yang berpengaruh terhadap sekolah
meliputi:
Inisiasi regional seperti proyek regenerasi
industri, trend lokal dalam pekerjaan, demografi, perencanaan perumahan dan
transport, kebijakan pemerintahan lokal dan pengaruh pemerintahan pusat,
kebutuhan masyarakat lokal dan harapan klien, dan perubahan budaya pilihan
pendidikan dalam semua fase.
c. Analisis
Kompetitor
Kekuatan dan
tantangan kompetitor perlu dianalisis. Kekuatan kompetitor sekolah dapat
dianalisis dari users dan supplier. Tantangan kompetitor sekolah
dapat dianalisis dari new entrans, existing, providers, dan replacement products. Users atau pengguna antara lain orang
tua siswa, siswa, fase pendidikan yang akan datang, masyarakat. Supplier
atau pemasok bahan-bahan antara lain benda, tenaga kerja. Existing Provider atau pemberi masukan yang eksis antara lain
sekolah-sekolah lain dan perguruan tinggi. New
entrans atau sekolah baru. Penempatan
kembali produk-produk antara lain teknologi, dan jarak pembelajaran.
d. Analisis
Klien
Beberapa hal
yang perlu dilakukan dalam menganalisis klien antara lain hakekat segmen pasar,
baik pasar internal maupun eksternal, keinginan-keinginan klien,
kebutuhan-kebutuhan klien, perilaku dan aktivitas klien.
e. Analisis
Sekolah
Analisis sekolah
dilakukan baik dari segi produk maupun layanannya. Tinjauan lebih difokuskan
untuk menganalisis kurikulum yang berlaku secara formal, asesmen, dan testing,
hasil-hasil yang dicapai, aktivitas ekstra kurikuler, kedisiplinan siswa,
hubungan antar personil, sumber daya yang ada, kemampuan dan keterampilan
staff.
Sedangkan teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data
dalam rangka menganalisis sekolah ini yaitu analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats), instrumen evaluasi
profesional, daftar tabel dan indikator performansi,
angket, interview, dan sebagainya.
3. Marketing
Implementation (Implementasi Pasar)
Tahap ketiga dalam proses pemasaran setelah dilakukan
strategi analisis yaitu implementasi pemasaran. Kegiatan yang perlu dilakukan
yaitu pendekatan dan teknis pemasaran, implementasi rencana pemasaran, dan
evaluasi pemasaran.
a.
Pendekatan
dan Teknik Pemasaran
Berbagai pendekatan dan teknik pemasaran dapat dilakukan
melalui kata-kata, tulisan, dan tindakan. Berikut ini pendekatan dan teknik
pemasaran, antara lain: melalui orang, prospektus,
brosur, pamflet, bahan tertulis lainnya, media periklanan, kegiatan sore hari
atau even lainnya, video promosi, promosi kelompok, dan teknik komunikasi
lainnya.
b.
Implementasi Rencana Pemasaran
1)
Urutan Waktu Rencana Pemasaran
Menentukan waktu rencana pemasaran mulai dari waktu
tertentu sampai waktu tertentu secara
berkesinambungan.
2)
Peranan Keterlibatan Orang
·
Menemukan anggota-anggota untuk menjadi tim pemasaran
·
Membangun suatu budaya tim pemasaran:
Membangun
anggota tim yang dilibatkan, menentukan awal pertemuan, mencatat outcome
pertemuan
3)
kunci aksi pemasaran
·
Mendefisikasikan tujuan jangka panjang
·
Menjadikan setting tujuan pemasaran
jangka pendek
·
Memprioritaskan tujuan pemasaran
4)
implementasi aktifitas pemasaran
Implementasi
aktifitas pemasaran dengan menentukan aktifitas. Sumber/ material,tanggung
jawab individual, periode waktu, dan pengukuran performansi.
c.
Evaluasi Proses Pemasaran
Evaluasi dan proses pemasaran dapat mengacu pada
proses implementasi dan mengacu pada impact
strategi. Keduanya mengecek elemen tindakan pemasaran. Semua kegiatan dengan
berbagai teknik yang digunakan dimonitor, dievaluasi misalnya kegiatan open
day prospekts periklanan, dan sebagainya. Kegiatan evaluasi membandingkan
rencana yang akan dilakukan sekolah dengan kegiatanyang dilakukan serta
efek tindakan yang dilakukan. Hasil dari kegiatan tersebut dapat diketahui keefektifan kegiatan pemasaran yang dilakukan sekolah.
E. Teknik-Teknik dalam Pemasaran
Jasa Pendidikan (Benty, 2001)
Ketika mempertimbangkan teknik pemasaran sekolah
yang akan digunakan, sekolah harus memilih teknik yang dapat menyampaikan
informasi yang akurat dan positif tentang sekolah yang akan disebar luaskan.
Informasi yang efektif haruslah menjelaskan tentang visi, misi, tujuan, program
dan berbagai aktivitas sekolah.
Teknik yang efektif untuk memasarkan
sekolah menurut Davies & Ellison ada 9 yaitu:
1.
Orang
Sarana
promosi pemasaran sekolah yang paling banyak digunakan sejak lama adalah
informasi lisan. Kategori komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan
oleh beberapa orang berikut ini: siswa, alumni, orang tua siswa, orang tuas
alumni, para tenaga professional (guru senior dan staf sekolah) dan masyarakat
umum/public. Dari keempat kategori tersebut, siswa, alumni, orang tua siswa,
orang tua alumni dan para tenaga professional adalah bagian dari pasar
internal. Oleh karena itu mereka harus dibekali dengan pesan-pesan (informasi)
yang benar dan materi-materi berkualitas tinggi yang merefleksikan hasil dan
layanan yang disajikan oleh sekolah. Komunikasi lisan yang dipilih sebagai
teknik pemasaran sekolah, maka semua orang yang terlibat di dalamnya harus
memiliki informasi yang akurat dan pandangan positif sebagai mana
“duta-duta” internal sekolah.
Sedangkan
kategori lain yaitu masyarakat luas/public dapat menjadi penentu kesan sekolah
di masyarakat. Jika public membicarakan suatu hal dan informasi tentang
sekolah, maka hal itu akan cepat menyebar, sehingga pesan dan informasi yang
disampaikan diharapkan adalah positif.
2.
Prospectus, brosur dan pamphlet
Prospectus
adalah buku pedoman atau buku petunjuk yang berisi informasi dasar tentang
sekolah seperti nama kepala sekolah dan dewan penyelenggara sekolah, kurikulum,
perubahan kebijakan, dan ketentuan seragam siswa. Prospectus seharusnya
senantiasa menyajikan data-data yang terbaru, akurat dan dicetak setiap tahun.
Prospectus dirancang sebagai dokumen promosi yang menarik yang dapat ditunjang
oleh materi lain untuk promosi atau informasi. Kesan pertama terhadap sekolah
sangat penting dan hal ini dapat ditunjukkan dengan prospectus yang dibuat
dengan menonjolkan poin-poin penting tentang berbagai kelebihan sekolah. Kesan
ini dapat juga ditunjukkan dengan membuat foto yang menggambarkan karakteristik
sekolah yang dilengkapi teks dan grafik yang merefleksikan harapan klien dalam
komunitas sekolah tersebut.
Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah ketika membuat
prospectus, antara lain:
a.
Tentukan tujuan pemasaran, referensi
atau keduanya. Apakah prospektus mencakup semua informasi atau informasi umum
dimana keterangan rinci didapatkan dari dokumen referensi yang lengkap atau
prospectus dijadikan dokumen untuk menampilkan image tentang sekolah
b.
Prospectus hendaknya memiliki sampul/
gambar depan dengan desain yang menarik
c.
Tentukan poin-poin penting yang
ditampilkan dalam prospectus. Jelaskan tujuan sekolah di bagian awal dan ulangi
di bagian lain dengan gaya bahasa yang berbeda
d.
Tentukan kekuatan sekolah yang ingin
ditunjukkan kepala klien (calon siswa dan orang tuanya)
e.
Susun prospektus dengan jelas. Judul
yang ditulis tebal dan teks yang singkat yang dilengkapi dengan gambar atau
foto akan terlihat lebih baik daripada kolom-kolom yang penuh dengan tulisan
f.
Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat (calon siswa dan orang tua siswa)
g.
Usahakan agar prospektus mudah dibaca,
antara lain dengan memperhatikan panjang kalimat atau paragraph, usia dan
tingkat pendidikan pembaca, penggunaan bahasa yang sesuai dan sopan, serta
penggunaan ukuran dan jenis huruf yang menarik
h.
Gunakan ilustrasi berkualitas tinggi,
untuk membuat prospectus lebih menarik secara visual, mengungkapkan pesan dan
agar pembaca tetap betah untuk membaca dan melihat prospektus
i.
Jangan membuat prospektus yang terlau
panjang. Semua informasi hendaknya disampaikan secara singkat dan jelas
j.
Jangan memberikan bahan-bahan informasi
yang selalu berubah. Informasi semacam ini dapat diberikan dalam bentuk
lembaran yang dapat diganti setiap tahun
k.
Gunakan halaman belakang prospektus
secara efektif, antara lain dengan menampilkan denah lokasi sekola, alamat dan
nomor telefon dan orang yang dapat dihubungi pleh orang tua calon siswa
berkenaan dengan informasi sekolah
l.
Buatlah prospektus yang meyakinkan sesuai
dan menggambarkan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah.
Brosur adalah bentuk singkat dari prospektus yang
dapat memiliki isi yang sedikit berbeda dari prospektus. Brosur digunakan untuk
tujuan publisitas, biasanya menampilkan informasi yang dibutuhkan bagi
masyarakat luas. Brosur yang menarik membutuhkan biaya pembuatan yang cukup
tinggi.
Pamflet adalah jenis publikasi yang berbentuk kertas
(ukuran A3/A4) yang dilipat sedemikian rupa yang dapat disebarkan ke daerah
yang lebih luas dan mencakup calon siswa yang lebih beraneka ragam daripada
prospektus atau brosur. Seringkali pamflet lebih berharga karena menampilkan
nama, jenis sekolah dan denah sekolah dan informasi lainnya tentang sekolah.
Sebuah pamflet hendaknya menarik secara visual, menjelaskan tentang sekolah
secara singkat dan jelas, menggambarkan denah sekolah, menggambarkan visi,
misi, tujuan dan kekuatan sekolah, menggunakan kosakata yang sesuai dan
menarik, menggunakan ilustrasi yang baik. Kualitas pamflet tergantung pada pertimbangan biaya
pembuatan dan publikasi yang dilakukan oleh sekolah di daerah yang sama.
Pamflet hendaknya memiliki nilai lebih dibandingkan dengan publikasi sekolah
lain (misalnya dengan menampilkan gambar berwarna).
Semua ”duta
sekolah” (pejabat, staf, siswa alumni dan orangtua siswa) dapat membantu
distribusi prospektus, brosur, dan pamflet dengan syarat agar informasi yang
disebarkan adalah informasi yang terbaru untuk mewakili sekolah. Pihak-pihak
yang dapat mambantu penyebaran atau distribusi prospektus, brosur atau pamflet
tentang sekolah antara lain: (1) TK, SD,SLTP dan SMU yang bekerja sama dengan
pihak sekolah yang akan menerima siswa terutama pada saat perpindahan siswa,
(2) Perpustakaan Umum yang memiliki tempat untuk menampilkan prospektus, brosur
atau pamflet tentang organisasi dan sekolah lokal. Sekolah dapat juga meminta
pihak perpustakaan untuk meletakkan informasi sekolah di bagian referensi
sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi orangtua calon siswa, (3)
pusat-pusat informasi di kota, misalnya Bank, Kantor Telkom dsb, (4) Biro
Konsultasi Masyarakat yang berperan untuk memberikan berbagai informasi kepada masyarakat terutama pada warga
masyarakat yang baru pindah ke daerah tersebut, (5) Agen perumahan yang
memberikan informasi tentang sekolah kepada warga yang baru pindah ke perumahan
tersebut. Pihak sekolah hendaknya memberikan prospektus yang cukup kepada agen
perumahan dan senantiasa berhubungan dengan agen tersebut setiap waktu tertentu
melihat hasil yang telah dicapai atau informasi yang telah disampaikan, (6)
Ruang tunggu (dokter umum, gigi, dll), klinik kesehatan, salon kecantikan,
rumah sakit dimana banyak masyarakat yang berada di sana dan dapat membaca
informasi tentang sekolah atau berkomunikasi dengan orang-orang yang mengetahui
tentang sekolah (7) Perusahaan setempat dimana sekolah dapat menitipkan lembar
informasi sekolah kepada orang yang menangani hubungan sekolah-industri dan
departemen personalia yang mengurus staf. Selain itu juga ada kesempatan untuk
meminta perusahaan menjadi sponsor kegiatan sekolah, (8) Media massa setempat.
Sekolah dapat menyebarkan informasi tentang sekolah kepada surat kabar, radio
setempat, telivisi dan internet, secara teratur dengan memberikan prospektus
yang terbaru, (9) tempat-tempat umum, misalnya tempat fotokopi, toko-toko alat
tulis, supermarket, dsb.
3. Materi Tertulis Lainnya
Jika sekolah telah
mengeluarkan waktu dan biaya yang besar dalam memproduksi prospektus
berkualitas tinggi, maka seluruh materi tertulis lainnya hendaknya tetap
menggambarkan pendekatan yang berorientasi kepada kualitas tersebut. Materi tersebut meliputi: (1) Identitas Sekolah. Sebagian sekolah memiliki logo,
lambang, atau simbol identitas sekolah. Hal ini agar karakteristik sekolah
dapat dibedakan dengan sekolah lain dan agar dapat meningkatkan rasa memiliki
dari para anggota sekolah. Logo, lambang, atau simbol tersebut harus digunakan
secara konsisten setiap waktu pada semua hal yang berhubungan dengan sekolah
(buku tulis, seragam dll); (2) surat menyurat umum (administrasi). Kegiatan
surat-menyurat hendaknya menggunakan bentuk dan ukuran kertas standar lengkap
memuat logo sekolah dengan memperhatikan aturan surat menyurat, sopan, singkat,
bahasa yang baku dan menarik, serta jelas (Soedjito dan Solchan; 1993); (3)
Informasi bagi pelamar pekerjaan, (baik guru maupun staf TU) hendaknya disusun
dengan secermat dan sebaik mungkin agar pelamar mendapatkan kesan yang baik
yaitu bahwa sekolah memiliki cara pengorganisasian yang baik dan memberikan
waktu yang cukup bagi pelamar untuk mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan
dengan lamaran; (4) Laporan Berkala, salah satu keluhan yang sering diungapkan
tentang sekolah adalah bahwa sekolah tidak selalu berkomunikasi secara efektif
dengan para orangtua siswa dan masyarakat lainnya. Laporan berkala merupakan
salah satu cara untuk menjembatani kesenjangan hubungan antara rumah atau
keluarga atau masyarakat dan sekolah. Namun sayangnya, masih terdapat banyak
keluhan tentang panjang, tampilan, frekuensi, dan isi laporan walaupun sekolah
telah menghabiskan waktu dan biaya yang cukup besar untuk membuat laporan
tersebut. Riset pasar atau sasaran hendaknya dapat memberikan informasi tentang
format laporan yang dikehendaki oleh pihak lain untuk meningkatkan mutu
laporan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun laporan berkala
yaitu: laporan tidak terlalu panjang dan dapat dibuat dua sisi untuk menghemat
biaya, hendaknya diterbitkan cukup sering (namun tidak terlalu sering) agar
orangtua tetap mengetahui tentang kegiatan sekoalah, hendaknya cukup mudah
dibaca baik dari segi bahasa maupun tampilan laporan, tampilan laporan
hendaknya menarik dan dapat diselingi dengan tabel dan diagram, dan dapat pula
menerapkan beberapa aturan desain prospektus yang telah dijelaskan. Laporan
tersebut dapat saja diberikan pada siswa untuk disampaikan kepada orangtuanya,
namun seringkali tidak pernah sampai kepada orangtua. Menggunakan lembaran
tanda terima yang harus ditandatangani oleh orangtua akan memberikan tugas
tambahan bagi wali kelas untuk mengumpulkan tanda terima tersebut. Sehingga
solusi yang lebih baik adalah memberikan laporan dengan jadwal tertentu (suatu
hari telah ditetapkan) agar orangtua dapat menanyakan laporan tersebut kepada
siswa. Hal itu adalah contoh komunikasi terhadap pasar internal; (5) Kurikulum
Sekolah. Beberapa sekolah agak mengabaikan informasi yang telah disiapkan bagi
siswa yang masih belajar di sekolah dan orangtuanya. Hal ini berarti
mengabaikan pentingnya pasar internal. Kurikulum sekolah hendaknya dilaksanakan
dan dikembangkan secara cermat dan profesional agar siswa dapat meningkatkan
cara belajarnya dan calon siswa tertarik dengan metode pembelajaran yang
diterapkan. Perlu diingat agar sekolah berusaha untuk “lebih dari” atau
memiliki karakteristik yang berbeda dengan sekolah lain yaitu memberikan
berbagai program pendidikan yang nantinya dapat menjadi bekal siswa di masa
datang; (6) Laporan Sekolah atau Data Prestasi Siswa. Laporan Sekolah adalah
salah satu bentuk informasi yang akan dibaca dan disimpan oleh seluruh orangtua
siswa. Kesempatan tersebut dapat dipergunakan untuk membuat dokumen yang dapat
meningkatkan gambaran dan reputasi sekolah. Dokumen tersebut harus berisi
informasi yang berguna dan hendaknya dipersiapkan secara matang baik oleh guru
maupun oleh staf sekolah; (7) Surat dan Lembar Informasi tentang Kunjungan
Sekolah. Surat adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling umum digunakan
dan hendaknya harus memenuhi standar komunikasi (aturan surat menyurat) yang
berlaku. Demikian pula dengan kunjungan sekolah ke luar (tempat bersejarah,
pariwisata, institusi pemerintah, dll.) hendaknya diinformasikan kepada
orangtua siswa dan disusun dalam bentuk jadwal; (8)Laporan Tahunan kepada
Orangtua Siswa. Laporan tahunan kepada orangtua siswa dipergunakan untuk menyampaikan
beberapa informasi penting tahunan tentang
berbagai macam aktifitas di sekolah serta memperlihatkan kesan positif
tentang sekolah. Laporan tahunan ini hendaknya disusun dengan baik melalui
kerjasama antara seluruh anggota sekolah. Seluruh materi tertulis yang
disampaikan oleh sekolah kepada masyarakat hendaknya memiliki kualitas yang
tetap terjaga baik dan menimbulkan kesan positif terhadap sekolah.
4. Media
Media lokal dan
nasional dapat menjadi sarana penting dalam menyampaikan pesan baik secara teratur
atau insidental. Seolah dapat menggunakan pesan media melalui strategi
promosinya. Oleh karena terdapat berbagai jenis media baik pandang, dengar,
atau baca, dsb. Maka sekolah harus memilih jenis media yang tepat. Telivisi
adalah jenis media yang dapat digunakan untuk mempromosikan sekolah pada
masyarakat luas (terutama setelah memperoleh prestasi yang sangat membanggakan)
namun membutuhkan biaya yang cukup mahal. Radio lokal dapat dipergunakan untuk
memperkenalkan sekolah lewat iklan yang lebih murah, efektif, dan mengena pada
klien(calon siswa). Selain itu sekolah dapat juga membuat iklan di surat kabar
daerah.
Sekolah hendaknya
menyusun kebijakan menyeluruh tentang penyebaran informasi sekolah dan
memberikan bimbingan terhadap staf sekolah tentang segala aspek yang
berhubungan dengan media. Berikut adalah elemen-elemen kebijakan dan
serangkaian prosedur yang terkait dengan media, yaitu: (1) Siapa?, kebijakan
sekolah harus menentukan orang-orang yang berhak berhubungan langsung dengan
media, misalnya kepala sekolah. Orang-orang tersebut memiliki hak untuk
memberikan pernyataan kepada media. Dan hendaknya pernyataan yang dikeluarkan
dipertimbangkan denga baik; (2) Mengapa?, alasan utama bagi kebijakan media
adalah untuk menerapkan pendekatan terkoordinasi dalam menyebarkan informasi
positif kepada media, sehingga publikasi informasi tersebut dapat meningkatkan
reputasi sekolah dan menarik lebih banyak siswa baru. Jika hubungan dengan
media terjalin baik, maka ketika ada hal buruk menimmpa sekolah, media akan
memberikan berita yang simpatik dan sportif; (3) Apa?, salinan kegiatan sekolah
di masa lalu atau di masa datang dapat diberikan kepada media. Salinan tersebut
hendaknya singkat dan mengemukakan hal-hal yang menaraik minat pembaca atau
pendengar. Berikut adalah hal-hal yang menarik minat publik dan media: prestasi
olahraga, prestasi akademik, perkembangan baru seperti penggunaan ilmu
penggunaan dan teknologi atau kerjasama dengan masyarakat dalam penggunaan
teknologi baru, pertemuan terbuka, keberhasilan dengan suatu lomba, prestasi
siswa dalam aktivitas yang cukup menarik perhatian khalayak atau masyarakat,
kunjungan dari institusi daerah, atau negara lain, keterlibatan masyarakat dan
kegiatan sekolah dalam pengumpulan dan penyluran dana sosial; (4) Kapan?, tugas
dari orang yang berhubungan dengan media adalah untuk meyakinkan bahwa
informasi tentang sekolah tersampaikan dengan baik. Namun publikasi tersebut
hendaknya tidak terlalu sering dilakukan
dan sebaiknya disesuaikan dengan acara-acara penting sekolah atau ketika
mendekati tahun ajaran baru.
5.
Periklanan
Disamping bentuk iklan langsung atau tak langsung,
berikut adalah beberapa bentuk alternatif periklanan sekolah: (1) Lowongan
kerja untuk staf atau guru dengan tetap memperhatikan jenis media yang tepat
dan efisien, (2) Kegiatan sekolah, kegiatan rutin atau insidental sekolah dapat
pula diliput melalui surat kabar, radio, pamphlet, dan lain-lain untuk menariki
perhatian calon siswa dan orangtua, (3) Rekrutmen siswa, beberapa sekolah
menggunakan periklanan ekstensif untuk menarik siswa baru (melalui surat kabar
atau radio) mauoun tetap menggunakan cara yang etis dan sesuai, apalagi jika
ditunjang dengan pamflet ke sekolah lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam periklanan:
iklan harus menarik, iklan memuat nama dan alamat sekolah dengan jelas, jika
kegiatan sekolah diiklankan, maka tempat dan waktu pelaksanaan dicantumkan
dengan jelas dan memberikan nama-nama orang yang dapat dihubungi untuk
informasi lebih lanjut, iklan menunjukkan karakteristik sekolah.
6.
Pertemuan Terbuka dan Kegiatan Lain
Walaupun kegiatan formal terbuka
sering diadakan untuk para orangtua calon siswa baru, namun ada beberapa
kesempatan untuk mempromosikan sekolah, yaitu: (1) Pertemuan terbuka, (2)
Kegiatan seni budaya dan olahraga sekolah, (3) Partisipasi dalam berbagai
perlombaan, dan (4) Kegiatan persatuan orangtua murid.
7.
Video Promosi
Sekolah dapat memilih salah satu
dari kedua hal berikut dalam pembuatan video promosi: video yang dibuat oleh
sekolah yang menunjukkan aspek-aspek kehidupan sekolah, dan video yang
diproduksi secara professional yang dapat diperlihatkan kepada audiens yang
lebih luas dan berkualitas lebih bagus.
8.
Promosi Kelompok
Banyak orangtua siswa yang tertarik
pada suatu sekolah bukan hanya karena reputas/kualitas sekolah, namun karena
standard an kesesuaian pendidikan yang diterapkan sekolah dengan jenjang
pendidikan selanjutnya.
Beberapa ide pengembangan yang ada
adalah pembentukan kelompok sekolah yang bersatu untuk memasarkan paket pendidikan.
Kerjasama antar sekolah dan kontinuitas akan menarik perhatian orangtua siswa.
Brosur pendidikan juga dapat berupa brosur kerjasama (gabungan). Kelompok yang
dapat dimanfaatkan misalnya KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dsb.
9.
Teknik-Teknik Komunikasi Lainnya
Ada beberapa teknik dimana sekolah dapat menampilkan
kesan yang akan meningkatkan reputasinya. Berikut adalah beberapa teknik yang
dapat digunakan: (1) Nama Sekolah, (2) Seragam yang berbeda, (3) Papan Nama dan
Petunjuk Arah Sekolah, (4) Ruang Masuk Utama, (5) Penggunaan Gedung Sekolah,
(6) Pameran di Sekolah dan Mayarakat, (7) Hubungan dengan Industri.
F. Penerapan Pemasaran Jasa
Pendidikan (Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, 2009)
Pemasaran
pendidikan mempunyai 7 elemen pokok yaitu:
1.
Product
merupakan hal yang paling mendasar yang
akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Produk itu sendiri terbagi menjadi lima tingkatan
yaitu: (a) core benefit, merupakan
manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer,
dalam hal ini adalah pendidikan, (b) basic
product, atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini misalnya
pengetahuan dan keteranpilan yang memiliki ciri khas, (c) expected product yaitu sejumlah atribut yang mentertai
diantaranya adalah
kurikulum, silabus, tenaga pendidik, (d) augmented
product, merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk
pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa inggris baik
lisan maupun tulisan, dan menguasai iptek, (e) potensial product, yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang
mungkin didapat produk tersebut di masa depan diantaranya adalah pengakuan
lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.
2.
Price
merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu
produk baik, maka calon peserta
didik
berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan
pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang di kembangkan dibeberapa
perguruan tinggi adalah skimming
price artinya adalah memasang harga yang
setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang
ditawarkan memang berkualitas.
3.
Place
adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena
lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa
yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut. (a) akses yaitu kemudahan mencapai lokasi, (b) vasibilitas
yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya, (c)
lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi tingkat customer terhadap penyediaan jasa
tersebut, (d) tempat parkir
yang luas, (e) ekspansi yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan
usaha, (f) persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita, (g)
peraturan pemerintah yaitu ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai
dengan standar pelayanan minimum yang harus dianut oleh setiap lembaga
pendidikan.
4.
Promotion
merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas lembaga dan produknya agar tersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Yang harus dipertimbangkan
adalah bentuk komunikasi, khususnya iklan (advertising),
penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan publitas (publicity).
Promosi ini lebih diarahkan pada lembaga penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image lembaga tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan
customer. Promosi yang berlebihan
mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.
5.
People,
merupakan pendidik yang seharusnya mempunyai empat kompetensi, yaitu:
a.
Kompetensi pedagogik adalah (a) memahami
dengan baik-baik dan ciri-ciri peserta didik yang tumbuh dan berkembang terus
menerus, (b) memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantu
mengembangkan dengan serasi, seimbang dan total (c) memahami teori belajar
termasuk di dalamnya bagaimana proses belajar itu terjadi dan bagaimana setiap
anak memiliki karakteristik khusus yang tidak sama, (d) menguasai berbagai
model dan strategi pembelajaran sehingga murid betul-betul belajar dengan
efektif dan kreatif, (e) menguasai cara-cara menerapkan ICT dalam proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif, (f)
menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar dipergunakan sebagai medium of instruction yang efektif, (g)
menguasai bagaimana pendekatan pedagogik dalam setiap menghadapi permasalahan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik, (h) menguasai bagaimana merancang
proses belajar mengajar yang komprehensif
yang mencakup berbagai unsur yang diperlukan dalam suatu proses belajar
yang produktif , (i) menguasai bagaimana menilai kemajuan belajar peserta didik
secara total, (j) menguasai bagaimana membimbing anak bila menghadapi persoalan
dalam pembelajaran, (k) menguasai prinsip dan proses bagaimana mengelola proses
belajar mengajar termasuk mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar
yang kondusif dan hidup serta memungkinkan terjadinya dan tumbuhnya kreativitas
anak dalam pembelajaran.
b.
Kompetensi kepribadian, diantaranya: (a)
memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru
profesional, (b) memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa
membeda-bedakan, (c) memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dalam melaksanakan
fungsinya sebagai guru, (d) berakhlak mulia.
c.
Kompetensi profesional, (a) menguasai
substansi atau materi atau isi teaching
subject atau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian, (b) menguasai learning equipment dan learning resources yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar, (c) menguasai bagaimana mengolah learning resources dari lingkungan hidup sehingga dapat
dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran, (d) menguasai bagaimana
menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektivitas belajar
anak, (e) menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang mengemas isi,
media teknologi values dalam setiap proses pembelajaran
d.
Kompetensi sosial, adalah (a) memahami
berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung proses pembelajaran, (b) mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan
ekonomi yang berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik, (c) memahami
pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat yang
berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah secara langsung atau
tidak langsung, (d) mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat yang merupakan pegangan hidup, yang memiliki
pengaruh besar terhadap pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, (e)
memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan di sekolah untuk menarik
masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan putra-putri mereka di sekolah
sesuai dengan kapasitas dan fungsi mereka, (f) menguasai dan memahami
perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi yang berpengaruh keseluruhan
aspek kehidupan termasuk proses pembelajaran dan bagaimana mengendalikan
perubahan tersebut agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
6.
Physical
evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji
lembaga kepada pelangganya.
7.
Process,
Zeithaml dan Binter (2000:20) menyatakan bahwa proses penyampaian jasa
pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh
elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi
terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan
citra yang terbentuk akan membentuk circle
dalam merekrut pelanggan pendidikan.n
G. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam bidang
pendidikan diperlukan dua konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan,
yaitu: (1) Distinctive competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pada
pesaing; (2) Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang
dikembangkan oleh lembaga pendidikan agar lebih unggul dibandingkan dengan
pesaingnya, melalui strategi differensiasi (keunggulan bersaing
disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan lembaga pendidikan untuk merebut peluang pasar).
Strategi
differensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi
bersaing, yaitu:
1. Differensiasi
adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang
diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan lembaga pendidikan mempunyai jasa atau fasilitas yang mempunyai kualitas
ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi
differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu
pada konsumennya. Misalnya: persepsi mengenai keunggulan progam, inovasi pendidikan, pelayanan yang lebih baik, brand
image yang lebih unggul, dan lain-lain.
2. Keunggulan
biaya (low cost) adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya pendidikan sehingga lebih menarik customer
dibandingkan pesaing yang menawarkan
biaya tinggi. Strategi mengefisienkan seluruh biaya pendidikan ini fokusnya pada pemanfaatan fasilitas yang sudah ada, sehingga
tidak menarik biaya yang tinggi kepada customer
.
3. Fokus
(Focus) adalah strategi menggarap satu target khusus. Strategi
fokus biasanya dilakukan untuk fasilitas
ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik dan kepentingan khusus. Beberapa fasilitas misalnya hanya fokus
ditargetkan untuk kelas atas sehingga semua fasilitasnya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan dengan
aturan yang ada. Fasilitas
yang fokus pada target market untuk kelas atas biasanya selalu mensyaratkan
kriteria-kriteria yang disesuaikan dengan aturan.
H. Faktor Kunci Di Dalam Kesuksesan
Proses Pemasaran Sekolah (Maisyaroh, 2004)
1.
Hindari
kerancuan strategi dengan teknik
Pemasaran memiliki
tujuan yang jelas. Pemasaran di lakukan bukan mereaksi, terhadap usaha
pemasaran yang dilakukan sekolah lain atau agenda orang lain. Pemasaran sekolah
lebih menekankan strategi proaktif
organisasi daripada sekedar
reaktif organisasi.
2.
Hindari perencanaan yang kurang baik
pemasaran dilakukan melalui perencanaan yang mantap,
waktu paerencanaan ditetapkan secara baik. waktu untuk merefleksi dan
mendiskusikan perencanaan ditetapkan secara baik.
3.
Hindari fokus yang kurang jelas
informasi difokuskan pada pesan yang jelas dan
sederhana yang diperkuat oleh rentangan yang luas tentang orang-orang dan
sumber-sumber yang lain menjadi sangat efektif.
4.
Kelola budaya pemasaran sebaik aktivitas
pemasaran di sekolah
Misi pokok sekolah adalah meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah. Pemasaran sekolah senatiasa dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
5.
Padukan pemasaran ke dalam proses
perencanaan pengembangan sekolah
Dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
hendaknya dimasukkan strategi pemasaran sekolah untuk mengelola repetasi
sekolah, mempromosikan tujuan jangka panjang, menengah dan segala aktivitas
sekolah.
6.
Kembangkan suatu tampilan keluar yang
bagus dan bukan hanya tampilan ke dalam saja yang bagus
Sekolah akan dikenal masyarakat apabila mampu
menampilkan diri secara bagus. Dalam hal ini perlu staf dan semua personil
sekolah yang mampu melayani masyarakat dengan baik. penampilan diri yang baik
akan membentuk image masyarakat yang
baik pula.
7.
Promosikan konsep dan praktek sekolah
yang responsive
Sekolah
menjadi orientasi pasar dan bukan hanya orientasi produk, orientasi pengguna
dan bahan orientasi provider
memperhatikan klien dan bukan hanya memperhatikan kebutuhan organisasi. ini
berarti pengembangan sekolah mempertimbangkan berbagai keinginan dan kebutuhan
klien dan juga merespon kebutuhan dan opini klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika
sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh customer. Bagi lembaga pendidikan yang
telah memiliki image yang bagus di
masyarakat, implementasi pemasaran pendidikan hanya membutuhkan planning yang lebih menyempurnakan
keberadaan sekolah tersebut dengan melakukan improvement quality yang
berkesinambungan dengan inovasi sebagai terobosan baru dalam mengantisipasi
permintaan dunia kerja sebagai relevansi dari pendidikan.
Pemasaran pendidikan dapat dilakukan melalui promosi,
dengan tujuan untuk: memberi informasi kepada masyarakat tentang produk-produk
sekolah, meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat tentang produk sekolah,
membedakan produk sekolah dengan produk sekolah lainnya, memberi penekanan
nilai lebih yang diterima masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan
menstabilkan eksistensi dan kebermaknaan sekolah di masyarakat. Cara-cara yang
dapat dilakukan dalam promosi antara lain: komunikasi personal dan
interpersonal (telemarketing, customer
service dan training, word of mouth);
periklanan; promosi penjualan; publisitas/ hubungan masyarakat; peralatan
intruksional dan corporate design.
sama-sama :)
BalasHapusterima kasih mba atas materinya .. sangat membantu.. salam kenal.. boleh minta nomor hp nya ? q orang pemasaran, materinya bagus banget ,, bisa sharing.. ini no tlp saya ... 085773870104
BalasHapus